31/08/2021
JIKA INGIN BERUBAH MAKA HARUS MENJADI DIRI SENDIRI.
28/08/2021
BERPIKIRLAH POSITIF MESKI DALAM MENGHADAPI PERSOALAN
24/08/2021
SETIAP PAGI SUBUH, SAYA SUDAH BERADA DI KEBUN SAYUR
Realita hidup,
Dia duduk di atas sebuah kursi yang terbuat dari semen,matanya menatap sejauh pandangan melihat ke arah alun-alun lapangan umum cabang lima Atambua.
Dalam lamunannya sesekali ia menarik nafas seirama dengan angin sepoi-sepoi yang sedang beradu dengan dedaunan pohon disekitarnya, mungkinkah dia kecapaian karena duduk atau kah kecapaian oleh karena bekerja berjalan seharian, tidak bisa ditanyakan padanya hanya dirinyalah yang tahu apa yang ada didalam benaknya.
Dari jauh saya hanya melihat dia duduk termenung, disampingnya terletak lalepak yang digunakannya saat berjualan sayur ataupun lainnya, saya berlari menelusuri lorong-lorong setapak taman kota mengelilingi lapangan umum Atambua hingga tidak dapat dihitung lagi sudah berapa kali putaran saya berlari oleh karena melihat sosok seorang paru baya sedang duduk sendirian di atas kursi yang terbuat dari semen itu .
Dalam lamunanku melihat sang bapak paru baya itu membuatku hampir terjatuh terjun bebas ke arah deker yang membatasi jalan umum dengan lapangan, secepat kilat saya tersadar oh ternyata terantuk, masih dalam lamunan tentang sosok paru baya itu dan ketika melihatnya dari dekat terasa berat kaki ini hendak melangka, namun karena bapak paruh baya itu terlanjur melihat dan merasakan kehadiran saya, maka dengan hati-hati saya mencoba mendekatinya meskipun belum mengenal sosok paruh baya itu.
Saya mencoba memberanikan diri untuk menemuinya dan menanyakan akan keberadaannya ditempat itu, dari tempat berdiri saya mencoba untuk berlangkah, dengan hati-hati menghampirinya " selamat sore bapak apakah saya bisa duduk dekatmu " dengan jawaban yang bersahabat diiringi senyuman hangat dia menjawab silakan ". Sayapun dengan senang hati duduk disampingnya dan mencoba membuka pembicaraan dan menanyakan tentang keberadaannya ditempat itu, " maaf, bapak dari mana, tanya saya kepadanya, saya dari Lalosuk, baru selesai jualan sayur, tadinya saya hendak pulang namun karena tersa cape saya duduk di tempat ini, jawabnya.
Kursi semen yang kami duduk menjadi saksi bisu atas perbincangan kami, di tempat itu kami menceritakan banyak hal terkait dengan masa-masa kejayaannya kala masih di Timor Leste dan masa-masa terpuruk yang dihadapinya saat terjadi pergolakan di sana dan pengalaman hidup yang di alami bapak ini bersama keluarganya di Atambua.
Dalam pembicaraan kami sepintas saya melihat kondisi bapak paru baya itu, rupanya ia baru selesai melakukan perjalanan jauh oleh karena alas kaki yang digunakannya penuh dengan debuh. Agara tidak dicurigai oleh bapak ini ketika saya melihatnya saya membuka pembicaraan, " Bapak tadi jualan apa tanya saya kepadanya, " saya jualan sayur " jawab bapak itu, sayuran apa saja yang bapak jual,_ tanya saya lagi kepadanya, " sayur yang saya jual bermacam-macam, mulai dari sayur putih,sayur kangkung,sayur bayam, buah terong, kacang panjang, dan kalau musim bawang saya jualan bawang" jawab sang bapak itu. Sangat luar biasa perjuangan bapak ini untuk menafkahi isteri dan anak-anaknya dalam hati saya berujar.
Saya kembali bertanya asal bapak paru baya itu, dirinya mengatakan bahwa mereka berasal dari Timor Leste, saat pergolakan mengungsi ke Atambua, dan dengan senyum dirinya mulai menceritakan bahwa dia datang dari Timor Leste waktu pergolakan tahun 1999 dan menetap di Lalosuk, pekerjaan sehari-harinya berjualan sayur yang dibelinya dari orang lain di pasar dengan modal dasar Rp. 100.000 rupiah, kemudian jual kembali dengan berjalan kaki keliling kota masuk dari lorong-lorong dan gang-gang pemukiman penduduk di seputaran kota Atambua.
Bapak paru baya itu menceritakan bahwa dari rumah dengan berat hati dia meninggalkan isteri dan lima orang anaknya pergi berjalan kaki untuk berjualan sayur menelusuri pemukiman penduduk berjuang mencari nafka bagi keluarganya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya sekolah bagi ke lima orang anaknya.
Diceritakannya bahwa ketika senja ataupun malam hari sekembali dari jualan sayur anak-anaknya menyampaikan keinginannya, " bapak pergi jualan kalau sudah mendapatkan uang jangan lupa belikan sepatu baru", anak yang lainnya juga meminta bapaknya untuk belikan kue dan yang lain meminta untuk belikan seragam sekolah dan masih banyak lagi permintaan lainnya.
Ketika mendengar shering dari bapak paru baya ini dalam hati saya berucap lagi sungguh berat beban yang dipikulnya, dengan bercucuran keringat ia harus berjualan sayur keliling untuk mendapatkan uang demi memenuhi semua kebutuhan dalam rumah tangganya dan membelikan semua permintaan dari anak-anaknya.
Ya inilah realita hidup sekeras apapun hidup ini, kalau sudah menjadi orang tua, ayah dari anak-anak dan suami dari seorang isteri harus bekerja keras untuk mencari nafka demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Dalam lamunanku tiba-tiba bapak paru baya ini membuka pembicaraan lagi, " Saya sudah datang ke Atambua ini bersama isteri dan anak-anak sejak tahun 1999 saat pergolakan dan menetap di Lalosuk, ketika masih di Timor - timur saat ini Timor Leste saya mempunyai usaha kios dengan penghasilan yang lumayan besar, perhari itu barang jualan yang laku sekitar Rp. Lima sampai enam ratus ribu bahkan dihari -hari tertentu pemasukannya hingga Rp. Satu sampai dua juta rupiah", ungkap bapak paru baya ini dengan nada sedih,
Awal -awal tahun 2000 saya sempat buka usaha jualan kios di Lalosuk dengan sisa uang yang ada namun dalam perjalanan, usaha kios macet karena di jarah oleh orang tidak dikenal, barang jualan saya dibawah kabur, kerugian mencapai 20 jutaan, paginya saya melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian namun karena tidak kenal pelaku, prosesnya hanya disitu saja",
Dengan hati sedih bapak paru baya ini menceritakan semua yang ia alami terkait dengan laporannya ke pihak kepolisian. Lanjutnya " Saya sempat patah semangat dan hendak merantau ke Kalimantan, ataupun Malaysia namun hati saya berat oleh karena uang tidak cukup untuk pergi merantau, sehingga saya putuskan untuk berjualan sayur, waktu itu modalnya seratus ribu rupiah, dengan uang itu saya mulai berjualan sayur, sedikit demi sedikit saya kumpulkan dan yang saya pikirkan yang penting isteri dan anak-anak bisa makan dan bisa pake pakaian ", Ujar bapak paru baya ini.
Saya duduk disampingnya sambil mendengar semua cerita pengalaman hidup keluarganya, tanpa disadari saya terbawa dalam cerita bapak itu membuat lamunanku seolah menjadi salah satu pelaku dalam perjalanan pengalaman hidup sang bapak paru baya ini.Sepertinya bapak paru baya ini ingin menyampaikan semua pengalaman hidup yang dialaminya, mungkin selama ini ia hendak menceritakan semua itu tetapi kepada siapa ia harus menceritakan semua hal yang ia dan keluarganya alami. Saya hanya mendengar dan terus mendengar apa yang disheringkannya, oleh karena bagi saya mendengar orang lain itu adalah menghargai orang yang berbicara dan apa yang dibicarakan orang itu menjadi pengalaman dalam merubah pola pikir kita untuk berusaha dan terus berusaha.
Tidak terasa sudah sekitar satu setengah jam kami duduk diatas kursi semen, bapak paru baya ini terus menceritakan apa yang dialaminya, Ia lanjut menceritakan pengalam menjual sayur, bahwa di hari baik dagangan sayurnya laku terjual namun hari-hari tertentu dagangan sayurnya tidak laku mungkin karena layu tersengat teriknya matahari membuat para pembeli tidak berminat.
" Adik biasanya sebelum matahari terbit sekitar jam 04.00 sampai jam 04.30 pagi saya sudah berada di kebun sayur untuk membeli sayur, setelah beli, dari kebun sayur itu saya mulai berjalan melewati pemukiman penduduk di seputaran Fatubenao, pasar lama, tenukiik, tenubot kuneru, nekafehan kemudian lanjut ke Toro bahkan sampai Umanen, dari sana kalau sayur belum habis terjual saya masih berjalan pulang menuju arah tulamalae, dan seputaran PLN, tatekiren, hingga kembali ke Lalosuk dengan berjalan kaki, kalau merasa cape saya sering duduk di tempat ini dan selama ini saya sendirian tidak perna ada yang datang seperti adik ini duduk dengan saya, bercerita dan mendengarkan saya, saya senang karena adik baik peduli dengan saya, adik inilah kami orang kecil mau mengadu kepada siapa, saat ini saya hanya berpikir saya harus terus bekerja demi isteri dan anak-anak untuk memenuhi permintaan mereka. Ceritanya lagi.
Hemmm......Ungkapan hati dan keterbukaan bapak paru baya ini membuat hati saya sedih, dan ingin sekali menanggung bersama beban berat yang ia jalani saat ini, namun saya juga hanya bisa membantu sebatas kemampuan saya yakni memberi semangat agar bapak ini tidak putus asa jalani saja. Mungkin saat pergolakan di Timor Leste bapak paru baya ini mengungsi ke Belu untuk menyelamatkan keluarganya dan mendapat perhatian dan perlindungan dari pemerintah, namun yang dialami bersama isteri dan anak-anaknya sungguh sangat memperihatinkan.
Tanpa disadari hari sudah senjah matahari sudah mulai terbenam melintasi bukit lidak, bapak paru baya ini masih semangat bercerita, tidak ingin melukai hatinya saya membuka pembicaraan menanyakan namanya " minta maaf bapak nama siapa" tanya saya, o... saya nama Jose jawabnya, saya Hengki sepintas perkenalan dengan bapak paru baya itu, waktu itu juga bapak Jose berpamitan " Adik saya pulang dulu ke Lalosuk soalnya isteri dan anak-anak menunggu di rumah", bapak Jose pamit sambil mengambil lalepaknya pergi meninggalkan tempat di mana kami duduk bercerita, saya hanya melihat dan terus melihat kepergian bapak paru baya ini menghilang dalam pandanganku, ingin rasanya terus mendengar apa yang diceritakan olehnya namun karena isteri dan anak-anaknya menunggu di rumah ia harus beranjak pergi, ingin mengantar kerumahnya namun dari rumah sore tadi saya tidak membawa kendaraan oleh karena ke alun - alun lapangan umum ini saya hendak berolahraga. Selamat jalan bapak Jose sampai ketemu di lain waktu.
Para pembaca yang budiman, ini realita hidup, jadikanlah pengalaman Bapak Jose ini menjadi pelajaran bagi kita dalam menafkahi keluarga, sekeras apapun perjalanan hidup jalanilah dengan hati yang penuh syukur oleh karena Tuhan tidak akan mencobai ciptaannya melebihi batas kemampuannya.
Semoga bermanfaat.
Hengki Mau
19/08/2021
COVID 19 DAN REALITA HIDUP MASYARAKAT KABUPATEN BELU.
Kekejaman virus ini mengakibatkan terjadinya banyak kematian, tidak saja masyarakat biasa, Pejabat maupun Kepala Negaranya sendiripun terinveksi dan terpapar bahkan ada yang meninggal dunia oleh karena ganasnya virus Covid 19 ini.
Di Negeri kita Indonesia juga tidak luput dari serangan virus ini oleh karena keluar masuknya warga negara asing maupun warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan maupun merantau di luar negeri yang dengan tidak sengaja masuk ke wilayah Kesatuan Repulik Indonesia membawa virus ini sehingga banyak masyarakat kitapun terinfeksi hingga ada yang terpapar akibat ganasnya virus ini oleh karena cepat sekali penyebarannya ke seluruh pelosok wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia, dengan kasus penyebaran virus Covid 19 yang sangat tinggi ini mengakibatkan jutaan masyarakat Indonesia meninggal dunia.
Melihat situasi ini Pemerintah tidak tinggal diam, melalui kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menghimbau kepada masyarakat Republik Indonesia untuk mentaati peraturan yang dikeluarkan Pemerintah yakni mentaati protokol kesehatan dengan melaksanakan 5M yakni, Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Membatasi mobilitas.
Himbauan yang dikeluarkan oleh kementerian Kesehatan ini berlaku bagi semua warga masyarakat Republik Indonesia baik di Pusat, Provinsi,maupun di Kabupaten untuk mencegah terjadinya lonjakan penyebaran virus Covid 19 lebih luas lagi.Dalam menghentikan dan mencegah terjadinya penyebaran virus Covid 19 parah ahli virus dibelahan dunia bahkan di Indonesia berusaha keras dengan berbagai cara untuk menemukan Vaksin untuk menghentikan penyebaran virus Covid 19 yang sangat mencekam ini.
Usaha para ahli virus dibelahan dunia termasuk Indonesia berhasil menemukan Vaksin yang dapat digunakan untuk memberi vaksinasi kepada setiap warga Negara dan anggota masyarakat agar daya tahan tubuh kebal terhadap virus Covid 19 ini, penemuan vaksin ini pun diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization).
Untuk mencegah penyebaran virus Covid 19, Kementerian Kesehatan, melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/9860/2020, telah menetapkan 6 jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia. Keenam vaksin itu di produksi oleh PT Bio Farma yakni : AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc. BioNTech, dan Sinovac Biotech.
Ke 6 vaksin tersebut diatas masih di ujicoba di laboratorium dan dinyatakan aman dan ampuh serta mendapatkan izin edar atau dapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Vaksinasi untuk warga masyarakat Republik Indonesia dapat dilaksanakan.
Di kabupaten Belu berbagai cara dan usaha telah dilakukan oleh Pemerintah, memberi informasi terkait vaksin dan virus Covid 19 lewat media, baik media cetak,media online, media elektronik, maupun informasi lewat pengeras suara yang di fasilitasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika kabupaten Belu, masuk keluar dari satu kelurahan ke kelurahan lain, mungkin juga dari desa ke desa, meminta kepada seluruh masyarakat kabupaten Belu untuk mematuhi protokol kesehatan, menggunakan masker apabila bepergian, menjaga jarak, menghindari kerumunan membatasi mobilitas dan mencuci tangan menggunakan air bersih guna mencegah penyebaran virus Covid 19.
Namun dalam realita, masih banyak anggota masyarakat yang belum sepenuhnya mematuhi peraturan pemerintah untuk melaksanakan Protokol kesehatan. Di kabupaten Belu masih sekitar 30 sampai 35 persen tidak menggunakan masker hal ini terlihat di warung-warung makan, pasar - pasar tradisional, kegiatan-kegiatan adat yang menghadirkan banyak anggota suku, ada juga pengendara-pengendara sepeda motor dan mobil yang sering kita jumpai tidak menggunakan masker. Di lihat dari realita ini masyarakat belum sepenuhnya mengerti dan memahami tentang protokol kesehatan.
Maka dapat dikatakan bahwa kesadaran sebagian masyarakat kabupaten Belu untuk mematuhi protokol kesehatan masih sangat minim dan belum mengerti dan memahami dampak dari penyebaran virus Covid 19, ada juga masyarakat yang menganggap virus Corona itu tidak ada, dalam pantauan penulis ketika berbelanja ke pasar tradisional untuk belanja, ataupun kewarung-warung makan dan kegiatan adat yang menghadirkan banyak orang, sering kali berdiskusi menanyakan tentang covid 19, ada sebagian yang mengatakan bahwa Covid 19 tidak ada _ " kami tidak percaya dengan namanya Covid 19 "_ kalimat ini yang mereka utarakan ketika kita berdiskusi dengan mereka_,.. mengapa demikian_,.. jawaban mereka singkat ! " Kami lihat dari peredara uang " ya... Kalau dilihat dari peredaran uang di tangan masyarakat, uang beredar setiap hari dari tangan satu ke tangan lain kalau memang ada covid, yang jelas dengan beredarnya uang dari tangan satu ke tangan lain akan berdampak pada melonjaknya penyebaran virus Covid 19 )"_ Kata seorang pedagang di pasar tradisional Atambua ketika penulis berdiskusi dengannya.
Ya ini realita yang terjadi ditengah masyarakat kabupaten Belu, pertanyaannya siapa yang mau disalahkan, Pemerintah, atau Masyarakat... kita tidak bisa jawab hanya waktu yang akan menjawabnya.
Semoga bermanfaat
Hengki Mau.
18/08/2021
TERADISI BUDAYA ADAT ORANG BELU
13/08/2021
SIAPA PARA PELAKU DI BALIK KEBERHASILAN KITA.
12/08/2021
MAKNA IKATAN PERNIKAHAN
09/08/2021
ARTI AKHIR DARI SEBUAH KEHIDUPAN
05/08/2021
MENUNGGU KEPASTIAN DARI HARAPAN YANG TIDAK PASTI
TAKDIR DAN JALAN HIDUP
02/08/2021
SANG PEMIMPIN BERHATI ORANG SAMARIA YANG MURAH HATI.
Hitam Putih Tenaga Honorer Dan Nasibnya.
Dalam upaya pemerintah pusat untuk mengatasi pertambahan jumlah tingkat pengangguran secara skala nasional maka melalui beberapa...
-
Dalam upaya pemerintah pusat untuk mengatasi pertambahan jumlah tingkat pengangguran secara skala nasional maka melalui beberapa...
-
Hajatan pilkada sudah mulai nampak, dari berbagai daerah Provinsi dan Kabupaten di seluruh Nusantara sudah rame dengan para kandidat, ...
-
Adalah sebuah ungkapan kata yang selalu menjadi pertanyaan bagi kebanyakan orang yang selalu mencari suatu kebenaran dalam menga...