31/12/2021

REFLEKSI AKHIR TAHUN. " Hidup yang tidak direfleksikan tidaklah layak untuk di jalani "

Dengan penuh kesadaran diri, mari kita berdiam diri sejenak untuk merenung. Rasakan setiap tarikan dan hembusan napas kita, sadarlah bahwa kita masih diberi kesempatan untuk menikmati 
hidup ini. Mari dalam hening kita bersyukur atas rahmat kehidupan yang kita peroleh pada tahun 2021,
kita berdoa bagi saudara-saudari yang telah mendahului kita menuju rumah keabadian dalam doa kita hantar mereka. 

Sadarlah bahwa pada waktunya kita juga akan seperti mereka meninggalkan kehidupan ini dan menjalani kehidupan abadi, sesungguhnya kita manusia mengalami kehidupan yang layak namun kita harus menyadari bahwa kematian itu nyata bagi kita semua.

Kini kita dipenghujung akhir tahun  dalam hitungan kalender tahunan 2021, sisa beberapa jam lagi kita meninggalkannya dan memasuki tahun baru 2022. 12 bulan telah kita lalui 360 hari telah kita jalani, banyak kisah kehidupan sudah kita jalani bersama ada canda dan tawa, suka dan duka, susah dan senang semua kita lalui dengan baik, kita juga telah menulis di setiap lembaran kehidupan dengan beragam topik tentang kehidupan ini. 

Saya mengajak mari kita bersyukur atas setiap pengalaman hidup yang telah kita lalui dan jalani bersama di tahun 2021, kita menyadari bahwa sering kali kita lalai dalam menjalani panggilan hidup ini, aneka pengalaman dan warnawarni kehidupan membentuk kita untuk menjadi peribadi yang matang dan dewasa dalam bersikap, berpikir, berperilaku dan bertindak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya mengajak kita membuka kembali lembaran kehidupan kita sejak awal 1 Januari hingga 31 Desember 2021 ini, apa saja yang telah kita lakukan terhadap sesama saudara kita ? untuk itu sekali lagi saya mengajak kita di lembaran terakhir peziarahan kita di tahun 2021 ini untuk kembali merefleksikan pengalaman hidup yang telah kita jalani itu. 

kita sebagai manusia yang rapuh, penuh dengan salah dan dosa Kemabli kita menoreh kebelakang untuk melihat setiap anak tangga 
kehidupan yang sudah kita tapaki bersama di setiap harinya hingga di penghujung tahun ini, apapun yang telah terjadi biarlah itu menjadi kenangan dan pelajaran bagi kita untuk memulai menapaki anak tangga di tahun yang baru. 

Tiga tahun sudah kita ditimpa bencana global yakni dari awal tahun 2019 kita di guncang dengan munculnya virus baru yakni virus Covid 19, Virus ini muncul di Wuhan (Tiongkok). Kemunculan virus ini menciptakan ketakutan global yang sungguh mecekam oleh karena daya membunuhnya sangat kejam.

Kekejaman virus ini mengakibatkan terjadinya banyak kematian, tidak saja masyarakat biasa, Pejabat maupun  Kepala Negaranya sendiripun terinveksi dan terpapar bahkan ada yang meninggal dunia oleh karena ganasnya virus Covid 19 ini. 

Di Negeri kita Indonesia juga tidak luput dari serangan virus ini oleh karena keluar masuknya warga negara asing maupun warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan maupun merantau di luar negeri yang dengan tidak sengaja masuk ke wilayah Kesatuan Repulik Indonesia membawa virus ini sehingga banyak masyarakat kitapun terinfeksi hingga ada yang terpapar akibat ganasnya  virus ini.

Penyebaran virus ini hingga  ke seluruh pelosok wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia, dengan kasus penyebaran virus Covid 19 yang sangat tinggi mengakibatkan jutaan masyarakat Indonesia meninggal dunia.


Dalam situasi protokol kesehatan oleh karena Corona virus beberapa bulan yang lalu terjadi gunung meletus, gempa bumi, bencana banjir, dan kejadian-kejadian lainnya membuat kita larut dalam penderitaan, banyak masyarakat kehilangan tempat tinggal oleh karena kemurkaan alam ini kepada kita umat manusia, atas kejadian ini siap yang bertanggung jawab, hanya waktulah yang dapat menentukan. 

Terhadap penderitaan ini, kadang kita menggugat Tuhan, oleh karena bencana yang bertubi-tubi datang dalam kehidupan kita, bahkan kita menghujat_Nya seolah Tuhan  tidak berbelaskasih. 

Perlu kita ketahui bahwa sesungguhnya penderitaan yang menimpa kita adalah kesalahan 
manusia itu sendiri. Karena tidak pernah menyadari bahwa sebelum adanya manusia Tuhan mendahului menciptakan alam dan isinya, kita manusia hanya pelengkap untuk mengolah ciptaan yang ada. 

Sehingga dalam menghadapi penderitaan kita harus dengan kesadaran penuh menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan oleh karena Ia tidak akan mencobai melebihi batas kemampuan manusiawi kita. 

Untuk itu marilah di akhir tahun 2021 ini dengan segala kerendahan hati kita mengucap syukur dan berterima kasih oleh karena kita masih diberi kesempatan untuk menikmati tahun yang baru.

Allah yang maha baik, Engkaulah Gembala yang selalu menjaga, 
melindungi, dan menuntun kami dalam menjalani hidup ini. 

Engkau telah menjaga, melindungi dan mendampingi
kami dari awal hingga akhir tahun ini. Kami bersykur dan Memuji_Mu dengan 
sejuta kenangan sebab kami telah berpetualang menjelajahi rimba raya kebesaran_Mu sambil memahat sejarah hidup kami dalam prasasti waktu 
yang terus berputar. 

Hari ini kami sudah tiba di penghujung tahun 2021 
namun perjuangan kami belum selesai. Maka kami mohon berkatilah kami 
dan segala pekerjaan kami. Ampunilah segala dosa dan salah kami agar mampu 
mengayunkan langkah memasuki tahun baru dengan semangat yang baru. Namamu Ya Tuhan, Kami Puji kina dan sepanjang masa, AMIN.

Senja menjelang akhir tahun. 

Penulis, Ama Helan 
Editor, Hengki Mau.
 

Tidak ada komentar:

Hitam Putih Tenaga Honorer Dan Nasibnya.

Dalam upaya pemerintah pusat untuk mengatasi pertambahan jumlah tingkat pengangguran secara skala nasional maka melalui beberapa...