26/07/2021

KEBAHAGIAAN, AMBISI DAN AMBISIUS

Bahagia adalah pilihan, keputusan yang lahir dari hati setiap manusia. Dicari, diperjuangkan dan dinikmati dalam kehidupan sehari-hari. Arti kebahagiaan bagi setiap orang memang tidak selalu sama oleh karena kebahagiaan sering dipersepsikan sebagai ketercapaian atas sesuatu yang kita inginkan, yakni keberhasilan dan kesuksesan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahagia adalah ketika seseorang mengalami emosi positif, puas, dan hilangnya emosi negatif seperti depresi atau kecemasan, mengalami kesenangan dan ketenteraman hidup lahir batin, keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir dan batin.

Bahagia, senang, sukacita atau tertawa adalah sebuah ekpresi emosi positif atau kebahagiaan yang dimiliki oleh setiap manusia. Oleh karena tanpa di sadari, bahwa semua manusia yang ada di muka bumi ini sedang dan terus mengejar  kebahagiaan itu.

Dalam kitab Suci Perjanjian Baru yang terdapat dalam Injil (Matius pasal 5 - 7) Kotbah di bukit yang disampaikan oleh Yesus.  Yakni " Sabda Bahagia "  yang isinya mengandung nasihat tentang arti kebahagiaan sejati. 

Namun seperti apakah  arti dari sebuah kebahagiaan itu ?  Menurut Steven Agustinus seorang Potential Explorer dan juga Motivator handal mengungkapkan

" Kebahagiaan adalah saat kamu menjalani hidup berdasarkan tujuan (Purpose) yang Sang Pencipta taruh atas hidupmu, tanpa disadari sesungguhnya kamu sedang mengejar sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri ". 

Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesukses, sehebat dan sekaya apapun kita akan menjadi tidak bermakna apabila kebahagiaan itu hanya di nikmati sendiri atau sekelompok orang tertentu oleh karena mempunyai kepentingan didalamnya, maka kita perlu mendefinisi ulang tentang pemahaman yang selama ini kita miliki mengenai kebahagiaan.

Banyak orang memahami kebahagiaan sebagai moment atau saat  berhasil meraih suatu kesuksesan dan menerima suatu jabatan untuk memimpin suatu organisasi ataupun kelompok, pada tahap ini sering orang salah menggunakan kekuasaannya dalam mengambil suatu keputusan 
karena dibakar oleh api ambisi yang pada akhirnya berakhir menjadi seseorang yang serakah atau tidak pernah merasa puas dengan apa yang ia miliki, oleh  karena pemahaman yang ia miliki tentang kebahagiaan adalah dengan menerima atau mendapatkan sesuatu.

Saat kita mendapatkan jabatan atau menjadi pimpinan pada suatu organisasi ataupun kelompok, kita akan merasakan suatu kebahagiaan yang sangat memuaskan bahkan oleh karena ambisi yang menggebu-gebu kita menganggap diri lebih hebat dari semuanya, tidak menganggap orang lain yang sebelumnya berjalan bersama mendukung karir kita untuk menjadi seorang pemimpin. 

Dan demi untuk merasakan puncak ambisi untuk memperoleh suatu kebahagiaan, menjadi seorang pemimpin masih ada juga ketidak puasan untuk memperoleh ataupun  mendapatkan sesuatu yang lain dalam jumlah yang lebih besar dan banyak secara perlahan tapi pasti.

Sikap pemimpin yang mencari kebahagiaan dengan ambisi  bahkan mengorbankan sesama atau bawahannya merupakan suatu sikap menumbuhkan suatu ‘perasaan kecanduan’ yang membuatnya berubah menjadi seseorang yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang bukan saja ambisi tetapi pemimpin yang ambisius, tidak mensyukuri apa yang sudah ada. 

Ya kebahagiaan, Ambisi dan Ambisius tersebut diatas hanya  bersifat sementara, oleh karena saat kita memahami tentang kebahagiaan disitulah sebagai momen untuk berbagi dengan sesama, sekecil apapun pemberian kita berupa penghargaan ataupun upah dengan sepenuh hati terhadap bawahan ataupun anggota disitulah tercipta suatu rasa kebahagiaan yang bukan saja dialami oleh Pemimpin melainkan juga olah bawahan ataupun anggotanya. 

Kita akan menikmati suatu  kehidupan yang membahagiakan yang tidak bisa di ambil oleh siapapun yaitu sebuah kebahagiaan hidup yang sejati dan rasa bahagia tersebut akan selalu tersimpan dalam memori kita sehingga kapanpun kita dapat mengingat kembali momen berbagi tersebut, maka rasa bahagia yang sama akan kembali muncul ketika kita melakukan suatu kebaikan kepada sesama kita disaat kita menjadi orang yang mempunyai prestasi dalam suatu kedudukan yang tinggi. (Hukum timbal balik)

Oleh karena itu untuk berbagi kepada sesama, kita tidak harus memiliki segala sesuatu terlebih dahulu tetapi mulailah dengan apa yang sekarang kita miliki dan teruslah bertumbuh dalam membagikan kebahagiaan kepada banyak orang oleh karena kebahagiaan itu akan lebih bermakna apabila terdapat kerendahan hati pada diri kita untuk berbagi dengan sesama. 

Semua kita mempunyai keinginan yang sama untuk dapat menjalani hidup yang penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian yang tidak terlepas dari bantuan orang lain, oleh karena kebahagiaan  adalah bagian dari perjalanan hidup itu sendiri. 

Syukurila atas kebahagiaan yang kita peroleh dan jangan korbankan sesamamu oleh karena ambisi dan Ambisiusmu untuk memperoleh sesuatu yang sifatnya sementara. 

Semoga bermanfaat

Hengki Mau 

Tidak ada komentar:

Hitam Putih Tenaga Honorer Dan Nasibnya.

Dalam upaya pemerintah pusat untuk mengatasi pertambahan jumlah tingkat pengangguran secara skala nasional maka melalui beberapa...