09/02/2022

SITUASI KEBUDAYAAN PADA ZAMAN INI.

Pola-pola hidup yang baru (54)

Ditinjau dari sudut sosial dan budaya kondisi-kondisi hidup manusia modern telah berubah secara mendalam sedemikian rupa, sehingga orang dapat berbicara tentang zaman baru sejarah manusia. 

Maka untuk mengembangkan dan menyebarluaskan kebudayaan terbukalah cara-cara baru. Cara baru itu tersedia berkat perkembangan luar biasa ilmu pengetahuan alam dan manusia, dan ilmu-ilmu sosial, perkembangan teknologi, kemajuan dalam pengembangan serta penataan penggunaan upaya-upaya komunikasi antar manusia.

Karena itulah kebudayaan modern ditandai dengan ciri-ciri khas ilmu-ilmu yang disebut "eksakta" sangat mengembangkan penilaian kritis, penelitian-penelitian di bidang psikologi akhir-akhir ini memberi penjelasan lebih mendalam tentang kegiatan manusiawi, ilmu-ilmu sejarah besar jasanya untuk menelaah kenyataan-kenyataan dari segi perubahan serta perkembangannya, kebiasaan hidup serta adat-istiadat menjadi semakin seragam,  industrialisasi, urbanisasi, dan sebab-sebab lainnya, yang meningkatkan kebersamaan hidup, menciptakan pola-pola budaya baru ("mass culture", "kebudayaan massa"), yang menimbulkan cara-cara baru menyangkut perasaan, tindakan dan penggunaan waktu terluang, serta merta meningkatnya pertukaran antara pelbagai bangsa dan golongan masyarakat semakin lebar membuka khazanah pelbagai bentuk kebudayaan bagi setiap orang, dan dengan demikian lambat-laun disiapkan pola kebudayaan yang lebih umum, lagi pula semakin mempererat dan mengungkapkan kesatuan umat manusia, bila makin dihormati ciri khas pelbagai kebudayaan.

Manusia pencipta kebudayaan (55)

Semakin besarlah jumlah pria maupun wanita dari golongan bangsa mana pun juga, yang menyadari bahwa merekalah ahli-ahli serta pencipta-pencipta kebudayaan masyarakat mereka.

Di seluruh dunia semakin meningkatlah kesadaran akan otonomi dan tanggung jawab,dan itu sangat penting  bagi kemasakan rohani maupun moril umat manusia dan ini semakin jelas, bila kita sadari proses menyatunya dunia serta tugas panggilan kita, untuk membangun dunia yang lebih baik dalam kebenaran dan keadilan. 

Maka demikianlah kita menjadi saksi lahirnya humanisme baru,di situlah manusia pertama-tama ditandai oleh tanggung jawabnya atas sesamanya maupun sejarahnya.

Kesukaran-kesukaran dan tugas-tugas (56)

Dalam situasi itu tidak mengherankanlah, bahwa manusia, yang menyadari tanggung jawabnya atas kemajuan kebudayaan, memupuk harapan yang lebih luhur, tetapi dengan hati yang cemas pula menyaksikan adanya banyak pertentangan-pertentangan yang masih barus diatasinya.

Apakah yang perlu diusahakan supaya pertukaran kebudayaan yang lebih intensif, yang sebenarnya harus mendorong pelbagai golongan dan bangsa ke arah dialog yang sejati dan subur, jangan justru mengacaukan kehidupan masyarakat, atau menumbangkan kebijaksanaan para leluhur, atau membahayakan watak-perangai bangsa bangsa yang khas.

Bagaimanakah dinamisme dan meluas-ratanya kebudayaan baru harus didukung, tanpa menyebabkan musnahnya kesetiaan yang hidup terhadap pusaka tradisi-tradisi, Hal itu secara khas terasa mendesak, bila kebudayaan yang lahir dari pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu dipadukan dengan kebudayaan, yang pengembangannya bertumpu pada studi klasik menurut pelbagai tradisi.

Bagaimana penyebaran ilmu-ilmu khusus, yang begitu cepat dan terus meningkat, dapat diserasikan dengan keharusan mewujudkan sin tesa atau perpaduannya, begitu pula dengan keharusan melestarikan pada manusia kemampuan untuk kontemplasi dan rasa kagum, yang mengantar kepada kebijaksanaan.

Apakah yang harus diusahakan, supaya semua orang ikut meman faatkan nilai-nilai budaya di dunia, sedangkan sekaligus kebudayaan mereka yang lebih ahli selalu menjadi makin unggul dan kompleks?

Akhirnya bagaimanakah harus dipandang wajar otonomi yang di "claim" oleh kebudayaan, tanpa merosot menjadi humanisme yang duniawi melulu, bahkan melawan agama sendiri.

Di tengah pertentangan-pertentangan itu kebudayaan zaman sekarang harus ditumbuhkan sedemikian rupa, sehingga mengembangkan pribadi manusia seutuhnya secara seimbang, dan membantunya dalam tugas-tugas yang pelaksanaannya merupakan panggilan semua orang terutama umat beriman Kristen, yang bersatu sebagai saudara-saudari dalam kesatuan keluarga manusia. 

Sumber tulisan.
Dokumen Konsili Vatikan II.

Tidak ada komentar:

Hitam Putih Tenaga Honorer Dan Nasibnya.

Dalam upaya pemerintah pusat untuk mengatasi pertambahan jumlah tingkat pengangguran secara skala nasional maka melalui beberapa...