Pelestarian Adat dan Pembentukan Lembaga Adat,adalah kebiasaan yang sudah turun-temurun di wariskan oleh para leluhur kepada generasinya dan ini sudah menjadi tradisi atau ciri khas dari suatu daerah tertentu yang ada di wilayah Nusantara ini.
Adat istiadat merupakan nilai atau norma, kaidah, dan keyakinan sosial yang berkembang bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat di daerah tertentu, dan nilai atau norma ini masih sangat dihayati dan di lestarikan hingga saat ini dan masih terwujud dalam berbagai pola perilaku yang merupakan kebiasaan dalam kehidupan masyarakat setempat.
Sudah menjadi sebuah tradisi dan sering dilakukan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur pada khususnya di wilaya Timor Tengah Utara dan Belu, apabila ada pasangan mudah - mudi yang hendak melangsungkan pernikahan terutama bagi suku Bunaq dan sebagian suku Dawan selalu melakukan ritual adat " Hel Ketak " atau dalam bahasa Bunak " Kesi Watan Lelek.
Ritual adat " Hel Ketak atau Kesi Watan Lelek " dalam bahasa Bunaq merupakan proses rekonsiliasi antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang yang merupakan suatu tradisi untuk memperbaiki hubungan persaudaraan antara leluhur orang Bunaq dan leluhur sebagian orang Dawan yang sebelumnya telah terjadi peperangan oleh karena di adu domba oleh penjajah pada masa itu, siasat adu domba ini dilakukan oleh penjajah untuk menguasai wilayah leluhur kita.
Fakta mendikotomi orang Bunaq dan melus merupakan politik dari pemerintah sesudah datangnya penjajah kolonial yang mengakibatkan terjadinya pertikaian antara sesama saudara orang Bunaq dan orang Melus yang adalah orang Dawan itu sendiri.
Dalam perjalanan dengan adanya pihak ketiga yakni penjajah, leluhur kita bertikai bahkan terjadi permusuhan, hingga terjadi peperangan antara saudara yang mengakibatkan pertumpahan darah. Kondisi ini digunakan oleh penjajah waktu itu untuk merebut wilayah atau daerah kita untuk di jadikan salah satu wilayah kekuasaan mereka.
Dan pada akhirnya dalam Proses perdamaian politik yang di dominasi oleh penjajah kolonial maka perdamaian antara orang Bunaq dan orang Melus yang dulunya hidup berdampingan secara kekeluargaan dibatasi oleh penjajah, namun beberapa meo (pemberani) baik dari pihak orang Bunaq maupun orang Melus tanpa sepengetahuan dari penjajah membuat suatu kesepakatan untuk putus hubungan persaudaraan dengan perjanjian untuk tidak saling berkomunikasi atau berhubungan dalam berbagai hal termasuk perkawinan antara kedua turunan dari suku Bunaq dan Melus, maka disepakatilah suatu perjanjian yang dibatasi oleh " Kesi Watan" dalam bahasa Bunaq " Kesi Watan artinya pagar yang ditanam di ikat berhimpitan yang tidak dapat dilewati oleh siapapun, pagar ini dibuat berdasarkan sumpah janji antara kedua saudara ini, yang dalam bahasa Dawan dinamakan " Hel Ketak".
Sumpah dan perjanjian antara kedua suku ini dari generasi ke generasi masih di junjung tinggi hingga saat ini, sehingga bila ada seorang pemuda dari suku Bunaq di Belu dan pemudi dari Dawan dan sebaliknya hendak melangsungkan pernikahan harus di awali dengan acara adat Kesi Watan Lelek dalam bahasa Bunaq dan Hel Ketak dalam bahasa Dawan.
Biasanya acara adat Kesi Watan Lelek atau dalam bahasa Dawan Hel Ketak ini dilakukan di sungai atau kali yang terdapat air yang mengalir yang dengan perantaraan para tua adat dengan terlebih dahulu menelusuri jejak para leluhur kedua pasangan ini.
Melalui air mengalir dan menyembelih se ekor hewan yakni ayam ataupun babi sesuai kesepakatan kedua belah pihak untuk menyembelih, selanjutnya dilakukan acara adat Kesi Watan Lelek atau Hel Ketak yang di pandu oleh Makoan
( orang yang mempunyai talenta bertutur kata dalam bahasa adat dalam menelusuri sejarah leluhur) untuk membuka kembali sumpah janji leluhur orang Bunaq dan orang Melus yang dulunya putus hubungan akibat peperangan yang di disimbolkan dengan kayu bercabang yang di tancap ditengah-tengah sungai yang airnya mengalir.
Kayu bercabang ini di potong dan selanjutnya menyembelih hewan yang sudah disediakan, darah yang mengalir mengikuti air membawa Kayu bercabang yang sudah dipotong oleh Makoan menandakan dibukanya kembali sumpah janji para leluhur orang Bunaq dan leluhur orang Melus.
Dengan selesainya acara adat Kesi Watan Lelek atau dalam bahasa Dawan Hel Ketak, kedua pasangan muda-mudi keturunan suku Bunaq dan Melus ini dapat melangsungkan pernikahan, Acara adat ini juga dipercaya oleh genarasi suku Bunaq bahwa akan berdampak baik bagi kelanjutan hidup rumah tangga keluarga baru dan kedua belah pihak rumpun keluarga besar agar terhindar dari bencana, sakit penyakit, kutukan dan malapetaka.
Para pembaca yang budiman Kesi Watan Lelek atau dalam bahasa Dawan Hel Ketak adalah sebuah tradisi yang di wariskan dan sudah turun temurun telah dilakukan oleh leluhur kita demi menghindari kutukan dari para leluhur kita yang saat itu bertikai.
Para pembaca yang baik berdasarkan ulasan singkat diatas terkait dengan Kesi Watan Lelek atau dalam bahasa Dawan Hel Ketak yang saat ini menjadi perbincangan hangat di media sosial oleh karena adanya pro dan kontra, saya sebagai penulis sekaligus salah satu putra suku Bunaq merasa terpanggil untuk membuka kembali memori saya untuk mengejawantakan kembali apa yang saya dengar dari para tua - tua adat yang ada di Lamaknen pada khususnya di Kampung saya yakni Taebere Holsa atau yang dikenal sebagai Duarato yang menyimpan banyak rahasia sejarah suku Bunaq dan mungkin juga masih ada kaitannya dengan orang Melus, dengan bukti yang otentik saat ini masih berdiri kokoh rumah adat Suku Sobawai Oe Leu " ( Oe Leu adalah bahasa Dawan ) " yang dalam tatanan adat kenaian Sele o Mo Gomo Duarato sebagai Fetor dan sebagai Raja Suku Purbelis
" ( Purbelis adalah bahasa Bunaq yang artinya beringin putih dalam bahasa Indonesia dan Hali Mutin dalam bahasa Tentun) ".
Para pembaca yang baik banyak kisah sejarah terkait dengan kehidupan masa lalu leluhur bila kita gali kembali maka dapat berdampak positif bagi kita generasi di zaman ini untuk dapat mengetahui sejarah,asal usul,dan garis keturunan setiap kita orang Timor yang mendiami pulau Timor ini.
Semoga bermanfaat
Hengki Mau.
1 komentar:
Kesi watan lelek:
Kesi watan=pagar
Lelek=memindahkan
jadi kesi watan lelek artinya pagar yang ada dipindahkan atau halangan di depan mata disingkirkan untuk memuluskan jalan bagi kedua calon mempelai.
Posting Komentar