Dalam menjalani panggilan hidup ini, kita sebagai para pelaku yang menjalani kehidupan itu sendiri sering merasa bahwa selalu ada hal yang kurang dalam diri kita, entah itu terkait dengan pekerjaan, harta, kepercayaan, penghargaan dan masih ada banyak hal yang selalu terbayang dalam pikiran kita, bahkan kitapun sampai lupa diri bahwa kita adalah bagian dari sesama kita.
Para pembaca yang baik sering kali kita menjauh dari keramaian, tidak mau diganggu oleh orang lain, dalam kondisi tenang dengan situasi mendukung kita duduk merenung, sambil merefleksikan tentang makna kehidupan itu, sudah sejauh mana kita bertanggung jawab atas kehidupan ini, apa saja yang telah kita lakukan kepada sesama, keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitar kita.
Di era perkembangan jaman dan kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat ini, jarang terjadi orang mau merefleksikan tentang kehidupannya, oleh karena tugas dan tanggung jawab yang diembannya, mereka lebih memilih pekerjaannya dari pada mengambil waktu sejenak untuk duduk tenang berkomunikasi dengan tubuh sendiri dan berinteraksi dengan orang lain untuk mendapatkan pengalaman baru.
Para pembaca yang budiman sesibuk apapun kita dalam menjalani panggilan hidup ini jangan lupa untuk merefleksikan tentang makna hidup yang kita peroleh dari Sang Pencipta, oleh karena semua yang ada di muka bumi yang kita nikmati ini tidak terlepas dari karya agung dari Maha Pencipta. Oleh karena itu sadarilah bahwa kita adalah bagian dari ciptaan itu.
Para pembaca yang baik diantara sekian banyak ciptaan_Nya kita manusia adalah mahluk yang paling istimewa yang memiliki akal dan pikiran, dapat mengerti dan memahami berbagai hal dan dapat membedakan mana hal baik dan mana hal buruk.
Namun tanpa kita sadari dan jarang kita dipikirkan dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan dilupakan. _ Pertanyaannya_ " apakah yang sering dilupakan itu " jawabannya adalah “ Bayangan ”. Secara ilmiah, Bayangan dapat muncul apabila terkena cahaya, dimana cahaya itu merambat melalui pantulan garis lurus. Bila cahaya terhalang sesuatu benda maka akan timbul bayangan dari benda penghalang tersebut, namun ketika kita menganalisa proses terbentuknya sebuah bayangan ternyata sangat sederhana, namun ada banyak makna dan arti yang menjadi pelajaran untuk dapat kita petik dari bayangan itu dalam menjalani kehidupan ini.
Para pembaca yang budiman Dunia ini ibarat " Bayangan " ketika kita kejar, maka tidak dapat menangkapnya, tetapi, ketika membalikkan tubuh atau badan kita darinya, maka bayangan itu tidak punya pilihan lain kecuali kembali mengikuti kita.
Dunia ini sering dikejar namun tidak mampu ditangkap, bila ditangkap juga tidak akan mampu untuk diraih, begitupun dengan kehidupan kita, tidak dapat dikejar dan dikuasai oleh nafsu, apalagi untuk memperkaya diri dengan bayangan duniawi, semakin kita bernafsu untuk mengejar dunia, maka akan semakin terasa ketidak mampuan dan lemahnya diri kita. Namun, ketika kita berbalik arah membelakangi bayangan dunia untuk mengejar dan merai cita-cita, maka dunia akan mengejar diri kita yang sedang meraih keberhasilan itu.
Para pembaca, ketika kita mampu menjadi bayangan diri sendiri maka kita akan berhasil menjadikan dunia ini sebagai media, dan kita sebagai manusia mampu melakukannya, maka kita akan selalu menjadi diri sendiri dalam meraih keberhasilan dan meraih cita-cita.
Para pembaca yang budiman ada dua hal yang perlu dilakukan agar kita tidak diperbudak bayangan sendiri, yang pertama, jadikan bayangan dunia sebagai media, tetapi bukan tujuan, bila dunia dijadikan tujuan, maka dunia akan membodohi setiap kita yang akan mengejarnya, dan yang Kedua, berusahalah untuk meraih dunia dengan cara yang diajarkan oleh Sang Pencipta, maka kita akan terbebas dari perbudakan dunia, kelolalah dunia ini dengan bijak, bukan dengan keangkuhan dan keserakahan.
Para pembaca yang budiman jadikanlah dua hal diatas sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini agar kelak kita juga dapat mempertanggungjawabkan di hadapan sang Pencipta yang mempunyai kehidupan itu sendiri.
Semoga bermanfaat
Hengki Mau.