10/12/2021

BERLARI MENGEJAR BAYANGAN

Dalam menjalani panggilan hidup ini, kita sebagai para pelaku yang menjalani kehidupan itu sendiri sering merasa bahwa selalu ada hal yang kurang dalam diri kita, entah itu terkait dengan pekerjaan, harta, kepercayaan, penghargaan dan masih ada banyak hal yang selalu terbayang dalam pikiran kita, bahkan kitapun sampai lupa diri bahwa kita adalah bagian dari sesama kita.

Para pembaca yang baik sering kali kita menjauh dari keramaian, tidak mau diganggu oleh orang lain, dalam kondisi tenang dengan situasi mendukung kita duduk merenung, sambil merefleksikan tentang makna kehidupan itu, sudah sejauh mana kita bertanggung jawab atas kehidupan ini, apa saja yang telah kita lakukan kepada sesama, keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitar kita. 

Di era perkembangan jaman dan kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat ini, jarang terjadi orang mau merefleksikan tentang kehidupannya, oleh karena tugas dan tanggung jawab yang diembannya, mereka lebih memilih pekerjaannya dari pada mengambil waktu sejenak untuk duduk tenang berkomunikasi dengan tubuh sendiri dan berinteraksi dengan orang lain untuk mendapatkan pengalaman baru.

Para pembaca yang budiman sesibuk apapun kita dalam menjalani panggilan hidup ini jangan lupa untuk merefleksikan tentang makna hidup yang kita peroleh dari Sang Pencipta, oleh karena semua yang ada di muka bumi yang kita nikmati ini tidak terlepas dari karya agung dari Maha Pencipta. Oleh karena itu sadarilah bahwa kita adalah bagian dari ciptaan itu. 

Para pembaca yang baik diantara sekian banyak ciptaan_Nya kita manusia adalah mahluk yang paling istimewa yang memiliki akal dan pikiran, dapat mengerti dan memahami berbagai hal dan dapat membedakan mana hal baik dan mana hal buruk. 

Namun tanpa kita sadari dan jarang kita dipikirkan dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan dilupakan. _ Pertanyaannya_ " apakah yang sering dilupakan itu " jawabannya  adalah “ Bayangan ”. Secara ilmiah, Bayangan dapat muncul apabila terkena cahaya, dimana cahaya itu merambat melalui pantulan garis lurus. Bila cahaya terhalang sesuatu benda maka akan timbul bayangan dari benda penghalang tersebut, namun ketika kita menganalisa proses terbentuknya sebuah bayangan ternyata sangat sederhana, namun ada banyak makna dan arti yang menjadi pelajaran untuk dapat kita petik dari bayangan itu dalam menjalani kehidupan ini.
Para pembaca yang budiman Dunia ini ibarat " Bayangan "  ketika kita  kejar, maka tidak dapat menangkapnya, tetapi, ketika membalikkan tubuh atau badan kita darinya, maka bayangan itu tidak punya pilihan lain kecuali kembali mengikuti kita.

Dunia ini sering dikejar namun tidak mampu ditangkap, bila ditangkap juga tidak akan mampu untuk diraih, begitupun dengan kehidupan kita, tidak dapat dikejar dan dikuasai oleh nafsu, apalagi untuk memperkaya diri dengan bayangan duniawi, semakin kita bernafsu untuk mengejar dunia, maka akan semakin terasa ketidak mampuan dan lemahnya diri kita. Namun, ketika kita berbalik arah membelakangi bayangan dunia untuk mengejar dan merai cita-cita, maka dunia akan mengejar diri kita yang sedang meraih keberhasilan itu. 

Para pembaca, ketika kita mampu menjadi bayangan diri sendiri  maka kita akan berhasil menjadikan dunia ini sebagai media, dan kita sebagai manusia mampu melakukannya, maka kita akan selalu menjadi diri sendiri dalam meraih keberhasilan dan meraih cita-cita.

Para pembaca yang budiman ada dua hal yang perlu dilakukan agar kita tidak diperbudak bayangan sendiri, yang pertama, jadikan bayangan dunia sebagai media, tetapi bukan tujuan, bila dunia dijadikan tujuan, maka dunia akan membodohi setiap kita yang akan mengejarnya, dan yang Kedua, berusahalah untuk meraih dunia dengan cara yang diajarkan oleh Sang Pencipta, maka kita akan terbebas dari perbudakan dunia, kelolalah dunia ini dengan bijak, bukan dengan keangkuhan dan keserakahan.

Para pembaca yang budiman jadikanlah dua hal diatas sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini agar kelak kita juga dapat mempertanggungjawabkan di hadapan sang Pencipta yang mempunyai kehidupan itu sendiri. 

Semoga bermanfaat

Hengki Mau. 


08/12/2021

HIDUP INI ADALAH KESEMPATAN

Sebuah ungkapan yang keluar dari pikiran saya ketika berjalan menelusuri lorong - lorong pertokoan di ditengah hiruk pikuknya keramaian kota Atambua, aku melihat banyak orang dengan kesibukannya masing-masing. Ada kendaraan roda dua maupun roda empat yang dikendarai pemiliknya berlalu lalang di persimpangan jalan. 

Dalam tatapan diam saya melihat ada yang terburu-buru dengan kendaraannya,mungkin mereka secepatnya ingin bertemu dengan keluarganya, ada juga yang membawa kendaraannya dengan kecepatan sedang ada juga yang pelan seirama dengan pikiranku dalam menatap dan melihat segala sesuatu yang terjadi tanpa di ketahui oleh mereka apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku.
 
hari itu para pedagang kaki lima masih asyik berjualan di pinggiran badan jalan seputaran jalan Pramuka pasar baru Atambua, ada pedagang yang baru tiba di lokasi itu, ada yang mengatur daganganya untuk di jual esok harinya, ada pula yang sedang merapikan barang dagangannya.

Hari mulai senja para pejalan kaki terus berjalan dengan gegas tanpa peduli ada yang mengamati gerak-geriknya, ada yang berhenti sejenak dan membeli sayur selanjutnya berlangkah lagi menuju tujuannya masing-masing. 

hari itu saya hanya menikmati semua aktivitas dan kesibukan para pejalan kaki, para penjual yang menawarkan jualannya kepada para pembeli, ya itulah kesibukan di pasar dan disinilah terjadi teransaksi jual beli.

Sepanjang perjalanan pulang dalam lamunan, saya melihat keramaian yang ada di sekitar lokasi pasar itu, saya tersentak, disana terlihat sesosok orang tua renta merunduk di bak sampa mencari sesuatu bagai binatang jalanan, semua mata tertuju padanya namun tidak menghiraukannya, saya terpaku sambil menatap sosok sang bapak itu, kualihkan pandangannku melihat dan terus menatap dia yang sedang mencari sesuatu dalam bak sampa di tengah kerumunan orang itu.
Saya berjalan sambil mencoba untuk menghampirinya dan memulai percakapan, awalnya saya merasa enggan oleh karena reaksi bahasa tubuhnya tidak menerima kehadiran saya di hadapannya. Dengan tenang saya mencoba mendekati dan menyapanya " selamat sore Bapak " sapaku kepadanya, mendengar sapaanku ia menatapku tersenyum bersahabat, namun seketika raut wajahnya berubah lusu, aku semakin mendekat dan penasaran ada apa gerangan raut wajahnya berubah menjadi lusu. Maaf bapak  " apakah saya mengganggu ? " tidak ada jawaban darinya, dia hanya tersenyum dan mengangguk kepalanya, saya mencoba lebih mendekatinya dan terbaca bahasa tubuhnya saat dirinya mengelus-elus dada dan perutnya dan dia memberi isyarat bahwa ia belum makan. 

Saya penasaran dan mencoba berkomunikasi dengannya namun dirinya tidak dapat berkata apa-apa oleh karena beliau " bisu ", saya mencoba berkomunikasi dengan bahasa isyarat menanyakan, tempat tinggal dan keluarganya namun tidak bisa dijelaskan olehnya, hanya bahasa isyaratnyalah yang menyatakan bahwa dirinya sudah dua hari tidak makan.

Saya tersentak kaget dan tidak percaya, dalam hati saya bergumam betapa sakit dan pedihnya menjalani hidup ini dimanakah sanak keluargamu sehingga engkau diterlantarkan bagai sampah yang luput dari mata manusia, hatiku begitu tersayat, adakah sanak  keluargamu di sekitar wilayah Belu ini tanyaku kepadanya  namun dirinya diam membisu tanpa suara membuat diriku ikutan diam, dengan rasa ibah saya mencoba untuk berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, saya terkejut antara percaya dan tidak, sungguh saat itu hatiku berkecamuk siapa yang salah atas semua realita ini ? mengapa hal ini bisa terjadi kepada bapak ini, apakah tidak ada lagi orang yang peduli ataukah oleh karena rakus dan tamaknya penghuni dunia ini  membuat sesamanya terlantar bagaikan yatim piatu dibiarkan bagai sampah yang luput dari perhatian, sungguh sangat  menyakitkan. 

Dalam hati yang berkecamuk  sejenak saya berdiri dan menatapnya air mataku jatuh, saya mengajaknya untuk makan nasi goreng di emperan terotoar yang jaraknya tidak jauh dari   hadapan kami, " ayo kita makan " ajakku, awalnya ia menolak ajakanku namun saya memegang tangan dan merangkulnya menuntun menghampiri warung nasi goreng itu.

Kamipun makan nasi goreng yang sudah saya pesan tanpa peduli banyak mata yang memperhatiakan kami, oleh karena keadaannya. Dengan hati yang senang dan gembira  kami menghabiskan makanan yang sudah ada di atas meja, saya sangat senang oleh karena ia memakannya dengan lahap, sebelum kami berpisah, saya memesan tamba sebungkus nasi goreng dan sebotol air mineral dan menyodorkan selembar uang rupiah agar digunakannya untuk dapat memenuhi kebutuhan makan minumnya apa bila ia lapar ataupun haus. 

Sehari  berikutnya saya mencoba melewati lagi  badan jalan yang sama tetapi tidak kutemukan lagi sang bapak wajah lusuh yang bisu itu, mungkin ia sedang mengais rejeki di emperan toko ataukah ia sudah pergi jauh meninggalkan kota Atambua ataukah ada keluarganya yang sudah menjemputnya ? Saya hanya  diam seribu bahasa melihat semua realita  yang ada dan melebur dalam realitas itu. 

Semoga bermanfaat.

Bahan untuk refleksi 

Hidup ini adalah kesempatan maka jalanilah hidup ini dengan penuh tanggung jawab, berbagilah dari kekurangan kita kepada mereka yang membutuhkan.

Hengki mau.

06/12/2021

KELUARGA HARTA DAN PERSAHABATAN

Disuatu tempat pegunungan terpencil tinggallah seorang pertapa tua, ia memilih tinggal di pegunungan itu untuk menyendiri, jauh dari keramaian, jauh dari keluarga, tinggalkan segala kemewahan agar dirinya dapat menghayati dan merefleksikan hidupnya. 

Dalam kesendiriannya seringkali pertapa tua itu meninggalkan kediamannya berjalan menelusuri perbukitan, menuruni lembah, menelusuri sungai berjalan dan terus berjalan menikmati keindahan panorama alam disekelilingnya, baginya ini adalah suatu berkat dari sang pencipta yang mempunyai kehidupan. 

Suatu hari di musim hujan sang pertapa tua ini berjalan hendak  melintasi sebuah sungai, namun dirinya tidak dapat menyebrang oleh karena banjir. Dipinggir sungai itu ia duduk sambil menunggu arus sungai reda. Sepuluh menit, duapulu menit bahkan sudah satu jam air sungai ini belum juga reda, derasnya arus air sungai membuat tanah disekitarnya terkikis dan longsor. 

Dengan hati tenang ia menikmati semua kejadian di sekitarnya, dalam lamunanya ia dikagetkan dengan teriakan suara yang meminta pertolong, ia bangkit berdiri sambil mendengar dari arah mana sumber suara itu. Sambil menguping mendengar suara yang meminta pertolongan, Ia berjalan meninggalkan tempat  itu dan terus mencari arah sumber suara itu. 

Jaraknya belum sampai ratusan meter teriakan suara itu semakin jelas, sang pertapa tua itu kaget ketika melihat sosok lelaki sebayanya terkapar tersangkut diatas sebuah akar pohon besar, dengan serta merta sang pertapa tua itu menghampiri dan menyelamatkannya. Kondisi sosok lelaki sebayanya itu memperihatinkan, sang pertapa tua itu membawanya kembali ke pegunungan tempat dimana dia tinggal dan di sana ia mengobati semua luka yang ada di sekujur tubuh sang lelaki itu. 

Dalam pengobatan sang pertapa tua dan lelaki sebayanya itu banyak bercerita, berdiskusi terkait dengan pengalaman hidup hingga terjadi bencana yang menimpa sang lelaki yang ia selamatkan. Banyak kisah yang mereka sheringkan membuat mereka berdua hanyut dalam lamunan, " oh ternyata kita senasib " tetapi beda dalam jalan panggilan. 

Sudah sebulan mereka bersama saling membantu, menyembuhkan luka,di bawa pondok kecil berukuran lima kali empat persegi keduanya saling berbagi pengalaman dan kini saatnya sang lelaki yang ia selamatkan hendak kembali kepada keluarganya, dengan sukacita sang pertapa tua itu menghantarnya kembali melalui sungai di mana ia menyelamatkan sang lelaki sebayanya itu.

Kini pertapa tua itu sendirian menjalani kehidupannya, tidak seorangpun keluarganya yang datang menjenguknya hanya sang lelaki sebayanya yang ia selamatkan itu yang sering datang menjenguk dan membawa makanan, pakaian dan keperluan lainnya hingga sang pertapa tua itu jatuh sakit. 

Suatu ketika sang lelaki yang diselamatkan oleh pertapa tua itu datang ke pegunungan untuk menjenguk sahabatnya, ketika ia tiba disana sahabatnya itu dalam posisi sakit dan tidak berdaya, dikatakannya bahwa sudah sebulan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dan dirinya berpesan agar sampaikan kepada keluarganya untuk datang menjemputnya, sebelum berangkat sang pertapa tua itu menceritakan semua kondisi, keadaan dan segala isi yang ada dalam pondok kecil itu. 

Dengan sedih sang lelaki itu kembali dan mencari keluarga sang pertapa tua sahabatnya itu, ketika ia bertemu dengan keluarga sang pertapa tua itu ia menyampaikan dan bercerita kondisi terakhir pertapa tua itu kepada keluarganya. 

Seminggu setelah penyampaian kepada keluarganya sang pertapa tua yang tinggal di daerah pegunungan itu meninggal dunia. Keluarga jauhnya datang untuk melayat dan ingin mengumpulkan barang-barang berharga milik pertapa tua itu. Setibanya di sana yang mereka lihat hanyalah sebuah gubuk tua dengan kamar mandi di sampingnya. Dalam gubuk itu, dekat tungku batu, ada sebuah panci masak yang sudah tua dan kondisi bodinya sudah tidak beraturan lagi, ada juga peralatan dapur lainnya tersimpan rapi disamping panci itu.
Sebuah meja tua terbuat dari papan kayu dengan kondisinya sudah retak dan tidak beraturan dan sebuah kursi berkaki tiga mengapit sebuah jendela mungil yang kalau dibuka dapat menikmati panorama alam yang sangat mengagumkan sejauh pandangan mata melihatnya. Sebuah lampu pelita yang bahan dasarnya  tanah liat menjadi perhiasan di tengah-tengah meja, dalam kegelapan, tampak di sudut ruang kecil itu tempat tidur bobrok dengan alas tikar di atasnya.

Mereka mengambil beberapa barang tua dan beranjak pergi, tiba-tiba seorang teman lama pertapa tua itu menghentikan mereka. Ia bertanya kepada mereka, “Apakah tuan tidak keberatan kalau saya mengambil sisa barang yang masih ada di pondok sabahat saya itu ?”

Jawab mereka, “Silakan!” Mereka berpikir bahwa sudah tidak ada barang berharga lagi di dalam gubuk reyot itu.

Orang itu masuk ke gubuk dan berjalan ke meja, Ia meraih bagian bawah meja dan mengangkat salah satu papan lantai, lalu ia mengambil semua emas di situ yang telah ditemukan sahabatnya selama lebih dari lima puluh tahun. Harga emas cukup untuk membangun sebuah istana megah.

Ketika pertapa tua itu meninggal, hanya sahabatnya itu yang tahu hartanya yang sebenarnya, ketika sahabatnya itu keluar lewat jendela dan memandang debu di belakang mobil keluarga pertapa yang sudah menjauh itu, ia berkata, “Seharusnya mereka mengenalnya lebih dekat.”

Mengenal sesama lebih dekat itu sesuatu yang sangat bernilai bagi hidup manusia, bukan karena memiliki harta kekayaan yang banyak, tetapi kita perlu mengenal dan melihat bahwa sesam kita itu memiliki keunikan, kemampuan dan pengalaman hidup yang bisa membantu kita dalam perjalanan hidup kita. 

Seorang yang memiliki keunikan, misalnya, kekuatan dalam menghibur orang lain akan sangat berguna dalam membangkitkan semangat hidup, Karena itu, orang seperti ini menjadi kekayaan dalam suatu keluarga, kelompok atau komunitas.

Para pembaca yang budiman membangun persahabatan berarti kita mau mengenal lebih dekat dengan sahabat kita. Sahabat kita memiliki kekuatan untuk berbagi pengalaman hidup, mereka juga mampu berbagi penderitaan dengan sesamanya. Ia tidak lari ketika temannya mengalami penderitaan. Justru ia akan menemani sahabat yang menderita itu.

Para pembaca yang baik setiap hari kita berjumpa dengan begitu banyak sahabat, kita bisa bertanya diri apakah sahabat yang kita jumpai itu sahabat-sahabat yang sejati yang mampu berbagi derita dengan kita? Atau sahabat yang oportunis yang hanya datang kepada kita di saat kita mengalami kegembiraan dan sukacita? Nah, kita juga dituntut untuk cermat dalam membangun persahabatan, semoga tulisan imajinasi di atas dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. 

Semoga bermanfaat. 

 (Hengki Mau)

02/12/2021

HIDUP INI SEPERTI LAYANG-LAYANG.

Kehidupan yang kita jalani bagaikan layang-layang yang dilepas sang pemiliknya, agar dapat terbang tinggi menembus awan gemawan yang diterpa irama angin sepoi berikatkan seutas tali untuk menggapai puncak ketinggian.

Sebagai manusia kitapun tidak akan terlepas dari tangan sang pemilik kehidupan, kita menari dalam irama hidup yang penuh dengan terpaan angin, kadang kita tenang dan gagah menghadapi terjangan angin dan merasa berada di puncak kehidupan yang membahagiakan.

Kadang juga hidup kita, terombang-ambing oleh angin persoalan, hidup yang tidak menentu, bahkan kita terhempas dan jatuh dalam ketidak pastian menanti datangnya sang pembebas untuk menuntun kita dan bangkit bersamanya.

Dalam tatapan diam tanpa kita sadari sang pemilik kehidupan akan terus menerus memberi hembusan angin kepada kita dalam menakodai  layang-layang hidup kita agar terbang tinggi mengikuti irama sang empunya kehidupan untuk meraih puncak kebahagiaan.

Para pembaca yang budiman layang-layang yang kita lepas akan dapat terbang tinggi keangkasa oleh karena dia melawan terpaan angin, namun saat dia mengikuti arus angin justru dia akan terjatuh,  mengapa demikian? hal ini terjadi oleh karena sangat dibutuhkan kerangka daya tahan dan kualitas  layang-layang yang sempurna. 

Para pembaca yang baik, dalam menjalani hidup mungkin layang-layang hidup kita telah sobek dan koyak, tidak dapat di gunakan lagi oleh karena terpaan persoalan yang terombang-ambing dalam kemelut masalah. Namun kendati demikian, Dia yang memegang hidup kita tidak pernah putus asa untuk tetap berusaha menerbangkan diri kita untuk menggapai puncak kebahagiaan.

Pertanyan mendasar, bagaimana kita dapat terbang tinggi melawan derasanya angin persoalan untuk menggapai cita-cita yang kita impikan?  Untuk merai impian kita tambalah dulu layang-layang hidup kita, mungkin kerangka layang-layang hidup kita sudah tidak seimbang sehingga kita sulit menentukan arah hidup kita, seimbangkan dulu kerangka hidup kita, agar kita tahu persis kemana hidup ini akan diarahkan.

Para pembaca yang budiman berusahalah untuk terbang lebih tinggi menggapi puncak kebahagaiaan hidup, janganlah takut akan terpaan angin oleh karena terpaan itu akan menjadi daya tahan dan motivasi yang akan mengangkat martabat kita dalam meraih suatu keberhasilan, ingatlah bahwa sang empunya kehidupan tetap memegang dan mengendalikan hidup kita, Ia tidak akan pernah melepaskan layang-layang yang Ia sayangi. 

Semoga bermanfaat

Hengki Mau 

19/10/2021

JADIKANLAH KEDUKAAN DAN KEHILANGAN ITU SEBAGAI PEDOMAN HIDUP.

Hidup di permukaan bumi ini, setiap kita umat manusia dari berbagai ras, suku dan golongan dalam menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan, kita tidak akan terlepas dari berbagai tantangan dan persoalan, oleh karena hal ini sudah menjadi kodrat bagi kita umat manusia. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita dalam suka maupun duka, susah maupun senang itu semua sudah dimeteraikan dalam diri kita, tinggal bagaimana kita memaknainya dalam hidup kita.

Para pembaca yang budiman dalam menjalani kehidupan ini mengalami kedukaan dan kehilangan adalah hal yang tidak diinginkan oleh semua orang, apa lagi kehilangan orang-orang yang kita cintai seperti orang tua, saudara, anak ataupun cucu, suami ataupun isteri. Orang akan dengan berbagai cara berusaha untuk melakukan yang terbaik demi menyelamatkan jiwa mereka dari bahaya maut.
Namun perlu kita pahami bahwa duka dan kehilangan adalah sesuatu yang dirasakan ketika kita tidak bisa menerima perubahan yang terjadi,kita kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi dan cintai, kita akan mengalami perubahan dalam hidup kita  bersama orang itu dan tidak bergantung lagi kepadanya, disini kita dituntut untuk belajar merelakan kepergian mereka, menerima semua yang telah terjadi dalam hidup kita sebagai kenangan bahwa kita perna hidup bersama dalam satu keluarga, satu lingkungan, bahkan sebagai suami isteri, oleh karena itu biarkanlah kenangan itu menjadi pedoman dan kekuatan untuk bangkit kembali meraih kebahagiaan tanpa kehadiran mereka dalam kehidupan kita, biarkan dan relakanlah mereka pergi ke alamnya untuk menikmati kebahagiaan dan ketenangan.

Para pembaca yang budiman kehilangan dan kedukaan merupakan hal yang alami, dan tidak dapat  kita pungkiri. kita tidak mau kehilangan orang yang kita cintai dan kasihi sebab kedekatan kita dengannya sudah terlampau intim apa lagi sudah sebagai suami dan isteri yang sah dihadapan orang tua dan perwakilan pihak Gereja, sangat sulit bagi kita untuk melupakan orang yang sangat kita cintai pergi meninggalkan kita untuk selamanya, tetapi kita juga harus menerima kenyataan ini, relakanlah dirinya pergi dengan damai, jadikanlah kepergiannya itu sebagai kekuatan untuk menjalani hidup ini lebih baik lagi. 
  
Para pembaca yang baik jika kita mengenang masa lalu dan ingin supaya masa lalu itu terjadi lagi dalam kehidupan kita berarti kita sudah sangat melekat dengan keadaan itu, maka menjadi sulit dan akan lebih berat untuk melepas pergikan orang yang kita cintai oleh karena kita selalu memikirkan semua hal yang pernah terjadi bersamanya di masa lalu, tetapi ingat juga jangan sampai kita larut dalam bersedih pikirkan juga akan masa depan yang tidak mungkin akan terjadi bersamanya, jadikanlah angan-angan yang perna dirajut bersamanya akan menjadi acuan untuk menapaki kehidupan ini di masa yang akan datang. 

Para pembaca yang baik hal yang sangat membantu untuk kita lakukan dalam menghadai kenyataan hidup mengalami kedukaan dan kehilangan adalah kembali melihat ke masa lalu dan ke masa depan dengan cara yang berbeda. Ketika melihat ke masa lalu, pikirkanlah bahwa kita sangat beruntung ia pernah memasuki kehidupan kita, kita sangat beruntung karena persahabatan itu ada, selama besama kita dapat berbagi kebersamaan, kedekatan dan cinta, kita sangat beruntung telah memilikinya dalam hidup dan memberi warna tersendiri dalam merajut kebersamaan itu dalam menjalani kehidupan ini. 

Para pembaca yang budiman dengan merenung hal seperti diatas dan selalu memaknainya dalam hidup dan melihat ke masa lalu sebagai momen untuk kita tetap teguh dan tegar dan selalu bersyukur atas pengalaman hidup bersamanya oleh karena kenangan-kenangan bersamanya akan selalu terpatri dalam diri dan kita tidak merasa kehilangan. 

Dan ketika kita melihat ke masa depan kita dapat berkata, " dia  telah mengajarkan banyak hal kepada saya bagaimana mencinta, menjadi seorang sahabat dan memiliki hati yang baik, Ia telah mengajarkan banyak hal tentang kehidupan ini dan saya ingin melanjutkan kehidupan ini lebih baik lagi dan dengan sungguh - sungguh menjalankannya, disinilah kita merasakan keutuhan dan kebahagiaan dalam hati menerima kenyataan hidup ini.

Para pembaca yang baik syukurilah apa yang pernah kita rasakan bersama, sadarilah berapa banyak yang telah mereka berikan kepada kita dan sekarang giliran kita untuk memberikan juga kepada orang lain dan kita harus  tahu bahwa kita juga mampu untuk melepaskan semua kenangan yang ada bersama orang yang kita cintai, jadikan itu sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan selanjutnya. 

Semoga bermanfaat 

Hengki Mau

11/10/2021

HIDUP INI DIBENTUK OLEH PIKIRAN KITA SENDIRI

Pada dasarnya berpikir adalah membayangkan segala sesuatu yang ada berdasarkan imajinasi untuk memunculkan ide atau gagasan sesuai proses mental yang ada dalam diri setiap kita untuk memaknai dan merefleksikan tentang kehidupan yang memungkinkan kita untuk merepresentasikan  tentang pengalaman hidupnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan yang telah ada dalam pikiran kita.

Para pembaca yang budiman, dapat dikatakan bahwa pikiran adalah kemampuan untuk menghubungkan keadaan mental, pengetahuan,hasrat, kepercayaan dan lain sebagainya yang ada dalam diri setiap kita untuk mempermudah kehidupan, dalam menciptakan sesuatu yang baru guna menaklukkan masalah hidup yang kita hadapi.

Oleh karena itu sebagai manusia pemikir sadarilah akan kelebihan dan kekuatan serta talenta,bakat dan minat dalam diri kita, dan ingat jangan tergoda untuk mengurusi kelebihan dan kekuatan serta kekurangan orang lain. Fokuskan energi yang ada dalam diri kita untuk menjadi yang terbaik dalam diri sendiri, telusuri minat,bakat dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang baik dengan keikhlasan hati, teruslah belajar dan selalu evaluasi diri kemudian tanyakan pendapat orang-orang disekitar kita bagaimana pandangan mereka tentang diri kita oleh karena merekalah yang dapat menilai dan mengetahui kekuatan, kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kita.

Para pembaca yang budiman berdasarkan ulasan diatas ada pertanyaan yang mendasar yakni mengapa harus ada orang lain dalam kehidupan kita, jawabannya adalah karena kita saling membutuhkan antara satu dengan lainnya " tidak baik manusia itu hidup sendirian" (pernyataan biblis). Maka kita manusia dapat disebut sebagai makhluk sosial, butuh interaksi dengan sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena itu berlakulah sopan terhadap siapa saja yang ada disekitar kita.

Maka isilah hati kita dengan pikiran tenang,kedamaian,keberanian,kesehatan, serta harapan, sebab hidup kita di bentuk oleh "pikiran" kita sendiri, jangan perna menyalakan orang lain sebab itu hanya akan membuang waktu dan tenaga yang dapat menghentikan laju kesuksesan kita, maka berkomitmenlah untuk mengambil tanggung jawab penuh pada hidup  dan hadapi setiap persoalan yang ada dengan "berpikir" yang positif dan selalu percaya diri.

Para pembaca yang baik janganlah pernah menyerah ketika kita masih mampu untuk "berpikir" oleh karena tidak ada kata akhir untuk mencoba sesuatu yang baru. Ingat memulai segala sesuatu harus ada sikap semangat, berani, penuh antusias, serta selalu "berpikir" positif dalam menyambut tantangan hidup. 

Semoga bermanfaat

Hengki Mau

07/10/2021

BELAJARLAH DARI ORANG LAIN

Semua orang yang mendiami planet bumi ini tidak perna terlepas dari ungkapan kalimat yang dinamakan " Belajar ". Proses belajar sudah dimulai sejak seorang anak manusia melepaskan diri dari pelukan seorang ibu yang melahirkannya pada umur satu hingga dua tahun, pada umur ini Ia akan mulai mandiri dalam melakukan hal-hal kecil dalam aktivitasnya didalam  rumah bersama orang tua dan saudari-saudaranya, hingga ia dewasa dan berbaur di lingkungan masyarakat, dan aktifitas belajar akan terus berlangsung hingga seseorang itu meninggalkan dunia ini menuju ke keabadian. 

Para pembaca yang budiman belajar bukanlah sekadar menulis dan membaca, tetapi juga dapat menghayati dan memaknai atas apa yang kita lihat,rencanakan, dan selanjutnya kita lakukan, dengan begitu kita akan  tahu bahwa lewat aktivitas atau peristiwa apapun kita dapat belajar. 

Dalam pergaulan kita sehari-hari begitu banyak kejadian dan peristiwa yang kita alami baik yang disadari ataupun tidak. kita maknai dan hayati melalui akal pikiran kita dan muncul suatu ide atau gagasan sambil  menilai terhadap kejadian dan peristiwa itu, maka disini sudah terjadi proses "belajar" oleh karena imajinasi kita mulai bekerja untuk menganalisa semua kejadian dan peristiwa yang terjadi saat itu.
Para pembaca yang baik dalam realita hidup dan pergaulan kita sehari-hari sering kita jumpai banyak orang dengan karakter dan peribadi yang berbeda-beda, dan  dari perbedaan ini kita dapat "belajar" untuk kembali mengenal mereka, mulai dari karakter dan keperibadiannya, pembawaan diri dalam pergaulan, bertutur kata dalam berkomunikasi dan masih banyak lagi yang ada dalam diri sesama kita yang akan menjadi pedoman untuk pengembangan diri kita dalam hidup bermasyarakat terutama dalam hal " Belajar ". 

Perlu dapat kita ketahui bersama bahwa aktifitas kita dari bangun pagi hingga kembali bangun pagi dapat kita atur sesuai dengan keinginan kita, namun tanpa kita sadari bahwa selang waktu yang kita tentukan, umpama dari jam 04.30 hingga jam 24.00, terdapat berbagai pengalaman hidup yang kita alami baik dari hal-hal sederhana sampai pada hal-hal yang luar biasa, dari hal-hal yang baik sampai pada hal-hal yang tidak baik, dalam selang waktu ini juga kita dapat  menjumpai orang baik, juga ada yang pura-pura baik, bahkan  ada juga orang yang sangat tidak baik. 

Keunikan dan keragaman yang ada dalam diri setiap kita, adanya perbedaan karakter dan peribadi, menjadi baik, pura-pura baik dan seterusnya merupakan realita dalam perjalanan dan pergaulan hidup kita menjadi salah satu anggota masyarakat yang selalu hidup bersama dalam satu lingkungan. 

Namun perlu kita ketahui bahwa baik buruknya seseorang masih ada satu kelebihan yang tersembunyi dalam dirinya yang  membuat kita terus belajar untuk mengenali mereka, maka Jangan perna menyesal mengenal orang baik ataupun tidak, karena melalui mereka kita dapat belajar tentang kebaikan dan keburukan, karena orang baik akan memberikan kebahagiaan, orang yang tidak baik akan memberikan pengalaman, orang yang jahat akan memberikan pelajaran, dan orang yang sangat baik akan memberikan kenangan yang indah.

Para pembaca yang budiman ulasan diatas merupakan rambu-rambu bagi kita untuk memahami diri sendiri dan orang lain, apapun yang di bicarakan orang lain tentang kita ataupun orang-orang tertentu, itu adalah suatu proses " Belajar " untuk memahami diri dan orang-orang disekitar kita.

Semoga bermanfaat.

Hengki Mau.




Hitam Putih Tenaga Honorer Dan Nasibnya.

Dalam upaya pemerintah pusat untuk mengatasi pertambahan jumlah tingkat pengangguran secara skala nasional maka melalui beberapa...