Manusia merupakan makhluk dominan yang ada di permukaan muka bumi ini, juga merupakan makhluk sempurna yang memiliki kemampuan untuk dapat membuahkan suatu karya yang tidak bisa dilakukan oleh makhluk hidup lainnya.
Pemikiran dan perasaan yang dimiliki manusia mampu menumbuhkan suatu karya,peralatan, budaya, serta bahasa yang rumit dari pikirannya yang komplek. Buah karya manusia telah mengubah wajah dunia, semua menjadi mungkin dengan kemampuan pikiran dan bekerja sama pada suatu prinsip yang rasional.
Dari filsafat dan ilmu pengetahuan dapat kita pahami bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki akal dan budi maka dengan demikian dapat di katakan bahwa manusia dapat bekerja sama, serta mewujudkan keinginan dalam hidupnya menjadi nyata.
Di samping memiliki akal budi, manusia juga dibekali dengan perasaan yang melekat dalam dirinya yakni " emosional " yang dapat memampukan untuk menciptakan perasaan kepada sesama dan makhluk hidup lainnya juga terhadap benda mati yang ada disekitarnya.
Dalam menjalani hidupnya manusia juga memiliki begitu banyak penderitaan yang begitu kompleks,diantaranya dikarenakan oleh faktor - faktor yakni, faktor ekonomi, kesehatan, hubungan sosial, juga hubungan privasi seseorang terhadap yang lainnya baik pria maupun wanita.
Dalam menjalani hidupnya seorang manusia mengalami berbagai persoalan dan tantangan. Dalam penelitian banyak ahli baik dari ahli spiritual kerohanian dan ahli-ahli di bidang pengetahuan lainnya menyebutkan bahwa penderitaan yang dialami manusia berakar pada buah pikirannya sendiri.
Para pembaca yang Budiman dari sini dapat kita pahami bahwa, keistimewaan yang dimiliki manusia dalam bentuk pikiran dan perasaannya merupakan faktor utama dari penentu kebahagiaan ataupun penderitaan dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Oleh karena itu tentunya perlu memiliki daya atau pengetahuan untuk dapat mengerti, memahami dan menyadari akan hal-hal yang sering dilihat dialami dan di jumpai sehingga kita dapat menyikapi dengan baik dari setiap proses dan perjalanan kita sebagai manusia-manusia yang mendiami dan menguasai bumi ini.
Para pembaca yang Budiman melihat realita yang ada saat ini dari pola perilaku generasi zaman ini terlalu menginginkan keterlihatan “eksistensi” di berbagai ruang sosial, orang-orang selalu mengupdate kehidupannya di media sosial seperti Facebook, YouTube,Twitter, IG dan masih banyak lagi media yang digunakan untuk menampilkan eksistensinya juga bukan saja di media sosial, tetapi Juga ditampilkan dalam lingkungan pergaulannya sehari - hari.
Para pembaca yang baik dengan adanya perkembangan jaman dan kemajuan teknologi saat ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menampilkan eksistensinya, ada juga orang yang dapat dikatakan ketinggalan zaman karena ketidak mampuannya dalam mengekspresikan dirinya oleh karena kehidupan ekonominya sangat terbatas. Efek dari ketidakmampuan mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi ini menjadikan sikap seorang individu merasa malu, tidak percaya diri, takut, khawatir, ataupun gelisah.
Para pembaca yang Budiman, Jika dilihat dari kacamata ilmu sosiologi, efek tersebut timbul pada kalangan kelas sosial menengah bahwa ia ingin mencoba meniru apa yang dilakukan oleh kalangan kelas sosial yang lebih tinggi darinya.
Para pembaca yang baik tentunya keinginan tersebut tidak dapat disalahkan oleh karena manusia dalam pengertian “Makhluk Individu” pada dasarnya memiliki suatu sikap alamiah yang ingin menunjukan suatu keterlihatan, pencapaian, dan lainnya di dalam diri seorang individu tersebut. Ketidaksadaran akan hal tersebut menjadikan seorang manusia mengalami penderitaan, yang tanpa disadari telah merasuk kedalam diri manusia menjadikan sikap yang buruk bahkan dapat membuahkan suatu bentuk kriminalitas, rasa benci dan lain sebagainya.
Para pembaca yang Budiman buah pikiran manusia sangatlah kompleks, abstrak, serta banyak dipengaruhi oleh keadaan dari dalam diri maupun dari luar diri seorang individu. Kesalahan berpikir terjadi karena ketidakmampuan kita untuk berpikir objektif dari situasi yang sedang kita alami, sering tanpa kita sadari, pikiran kita mencoba mencari suatu pembenaran dari situasi yang sedang melanda kita.
Dengan proses pencarian data yang tidak objektif ini menjadikan buah pikiran kita menjadi semakin tidak tepat dan kemungkinan untuk menyalahkan diri sendiri semakin tinggi, sehingga kita akan semakin terpuruk dan tidak berdaya atau kebalikannya kita sangat merasa benar dan tidak mau mendengarkan sudut pandang orang lain.
Menurut saya hal penting dalam tulisan ini adalah tentang bagaimana cara kita berpikir, bagaimana kita mencoba untuk mencari, mengobservasi, serta mengevaluasi apa yang telah kita pikirkan dan kemungkinan-kemungkinan buruk serta penderitaan-penderitaan lain yang dialami di dunia ini dapat ditelaah lebih dalam dengan kemampuan ilahi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia yang mempunyai akal, pikiran dan Budi untuk menganalisa pengalaman,pencarian ilmu pengetahuan yang tak pernah henti dan tidak pernah merasa puas,dan yang pasti kita pasti akan dipertemukan dengan kesadaran untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kita dalam menyikapi berbagai situasi yang terjadi di muka bumi ini.
Semoga bermanfaat
Hengki mau.